Akhir kisah sang BADUT

                                                                    
     Dalam sebuah acara,sangat terasa penat dikepalanya siang ini,usai menerima bagian upahnya sebagai seorang manusia berwajah palsu.
Lukisan pada wajahnya yang di buat oleh sang penata rias,lebih memainkan warna kemerahan pada sekitar bibirnya.
Sungguh sangat mengesankan.....
Terlebih yang di perankan adalah wajah senyum yang terlihat pada sang badut.,meskipun pada kenyataannya,hati dari sang badut itu sedang teriris saat terlintas tanya di benaknya,kemana lagi dia harus menghibur usai acara ini?
Upah dari hanya satu kali kesempatan untuk berdiri di panggung kepura-puraan,tidaklah cukup baginya untuk memenuhi tuntutan hidup.
Dalam gumamnya dia berkata lirih,haruskah ku buka lagi www.belajar-belajar.heck.in hanya untuk membaca postingannya? ah...menjenuhkan!

     Senja mulai bergulir,berjalan lambat meninggalkan hari,hingga usai suara adzan maghrib yang menggema di sekitar tempatnya berteduh.
Dalam ruangan yang tak berisi,hanya ada sebuah pigura yang menghias cermin untuk berkaca,dan
di tempat itulah dia meletakkan harapan dalam mimpi di lelap tidurnya.
Masih dalam diamnya,ia memandang isi amplop putih yang ada di genggamanya dengan tetap mempertahankan wajah palsunya yang sejak siang tadi terhias di wajah aslinya.
Enggan rasanya ia membasuh wajah,sekalipun untuk bersujud.

     Dalam kebimbangan hatinya,perlahan sang badut beranjak melangkah ke sudut kamar,menghampiri cermin yang seolah mentertawakannya,dia menangis...seraya memandang wajahnya sendiri di cermin itu.
Betapa dia sangat malu tatkala melihat ada tetesan air bening yang mengalir di kedua matanya,ia benci dirinya sendiri yang terlihat nyata di dalam cermin.
Akal sehatnya lenyap seketika,dan tak tahu lagi bahwa sosok yang ada di dalam cermin adalah dirinya sendiri..
Dan dengan penuh amarah,ia menghantam cermin itu seraya berucap dengan suara yang tak terdengar.
Praaaanggggg......!!!!!!
cermin itupun pecah berkeping-keping.

Tak ada lagi rasa sakit yang di rasakanya,hanya pilu hati yang masih tetap menggelayuti perasaanya,dan dengan jemari-jemari yang telah berwarna merah itu,diambilnya pecahan kaca yang runcing,seraya menggoreskannya di nadi yang hampir terhenti berdenyut.

Sesaat sunyi....tak menyisakan tangis sedikitpun.
Jelang lantunan suara adzan isya,sudah tak ada lagi manusia berwajah palsu.

BADUT itu sudah MATI

                                                                                                                                                    

Comments

Popular posts from this blog

Watu gilang-karangnanas-sokaraja

Cara Menjadikan Ponsel Android Sebagai Modem

Inikah dunia ku