Semoga kau dengarkan tangisku dalam doa untukmu.....ibu!

     Teringat saat-saat indah masa kecilku bersamamu ibu,ketika aku selalu menantimu ujung jalan untuk menjemputmu selepas kau mencari nafkah untukku.
Ku berlari kecil menggapai kehadiranmu,saat tangan kirimu menggenggam layang-layang untukku.
Aku tahu ibu,layang-layang itu bukanlah kau yang membeli,tapi kau yang memintanya pada security penjaga kawasan tempatmu bekerja.
Aku tahu ibu,kau meminta layang-layang itu dengan menahan rasa malu di depan teman-teman kerjamu demi aku.

     Di lain waktu,aku juga masih sangat mengingatmu ibu,dan itu takkan pernah terlupakan di sepanjang hidupku,saat kau perjuangkan aku,agar aku terlepas dari kobaran api ketika aku telah sukses bermain korek api dan menyalakannya di pagar bambu rumah milik keluarga tetangga kita dulu,hingga rumah itu terbakar dan aku terkurung di dalamnya.
Kau selamatkan aku dari kobaran api,dengan rela menyerahkan hidupmu demi aku.
Maafkan kenakalan aku ibu.

     Di sela-sela perjalanan waktu,aku masih menyimpan nasihatmu,kala aku terperangkap dalam pergaulan hitam anak jalanan.
Kerap kau marahi aku dengan rasa kasih dan sayangmu yang tulus,demi kembalinya aku ke dalam pergaulan yang lebih baik.
Trimakasih kau telah meluruskan jalanku ibu.

     Di sisa umurmu,memasuki kedewasaanku,kau masih tetap setia menasehatiku,kau tak juga jenuh untuk menuntunku dan kau pun masih sudi untuk mengunjungi istanaku yang tanpa hiasan.
Aku tak pernah tahu ibu,bahwa kehadiranmu saat itu,adalah saat-saat terakhirku untuk bisa menangis di pangkuanmu,untuk bisa bermanja di pundakmu.
Tapi kenyataan berbicara lain,kau harus menikmati sakit panjangmu di hadapanku.
Upayaku untuk merawatmu,tak membawa kebaikan yang kau inginkan,sampai akhirnya perawatanmu harus transit ke tangan para dokter.
Sungguh ibu,aku sangat menyesal karena tak kuasa untuk membuatmu bertahan hidup,hak mu untuk bisa menatap pelangi senja harus terputus.
Hanya doa dan air mataku yang tak bisa berhenti saat ku harus merasakan juga sakit yang kau rasakan itu.

Ibu...
Mengapa kau biarkan aku untuk tidak melihat nafas terakhirmu itu?
Mengapa kau tingglakan aku di saat aku tak berada di sampingmu?
Kau hanya menyisakan jasadmu yang sudah terbujur kaku di ujung mataku.

Selamat jalan ibu....
Bawalah kenangan kita ke alam barzahmu,untuk kau berikan kembali padaku di hidup setelah matimu nanti.
Dengan kasih sayangmu yang abadi dalam surgaNya untukku.

     Kini kenangan masa kecil itu,sudah tak akan bisa lagi aku nikmati bersamamu ibu.
Dan kini Layang-layang itu sudah tak pernah kau bawakan lagi untukku,hanya doa,doa dan doa yang selalu ku titipkan kepada Pemilik hidupmu.
Dari alam fana ini,aku ingin mengucapkan sepenggal kata untukmu
     "Selamat hari ibu"
Semoga kau dengarkan tangisku dalam doa untukmu.....ibu!

Comments

Popular posts from this blog

Watu gilang-karangnanas-sokaraja

Cara Menjadikan Ponsel Android Sebagai Modem

Inikah dunia ku