Pengangguran
Fajar menjelang pagi
Dia terlihat duduk di temani secangkir kopi hitam
Dengan mata menatap ke setiap awal aktifitas yang ada di depannya
Tak bersuara
Pagi menjelang siang
Dia hanya duduk sambil memeluk gitar
Membawakan lagu-lagu pilu yang menyayat
Dengan melemahkan suara dendangnya
Di setiap aktifitas yang melintas di depan matanya
Siang menjelang senja
Dia masih duduk dengan jari yang sibuk mengetik di ponselnya
Sesekali mendesah penuh kekecewaan
Tak ada juga suara yang terdengar di sana
Senja menjelang malam
Dia tetap duduk tanpa kata-kata
Dan kembali di temani secangkir kopi senja
Dengan mata menatap ke setiap akhir aktifitas di pandanganya
Malam menjelang kesunyian
Dia tak terlihat lagi di tempatnya menanti asa
Hanya dengkur nafas lelah yang terdengar sedih
Usai letih menghabiskan hari tanpa aktifitas diri
Dia terlihat duduk di temani secangkir kopi hitam
Dengan mata menatap ke setiap awal aktifitas yang ada di depannya
Tak bersuara
Pagi menjelang siang
Dia hanya duduk sambil memeluk gitar
Membawakan lagu-lagu pilu yang menyayat
Dengan melemahkan suara dendangnya
Di setiap aktifitas yang melintas di depan matanya
Siang menjelang senja
Dia masih duduk dengan jari yang sibuk mengetik di ponselnya
Sesekali mendesah penuh kekecewaan
Tak ada juga suara yang terdengar di sana
Senja menjelang malam
Dia tetap duduk tanpa kata-kata
Dan kembali di temani secangkir kopi senja
Dengan mata menatap ke setiap akhir aktifitas di pandanganya
Malam menjelang kesunyian
Dia tak terlihat lagi di tempatnya menanti asa
Hanya dengkur nafas lelah yang terdengar sedih
Usai letih menghabiskan hari tanpa aktifitas diri
Comments
Post a Comment