Derita sopir angkot (angkutan kota)

     Di pertigaan jalan itu,sopir angkot menghentikan laju kendaraannya untuk memenuhi keinginan penumpang yang telah memberikan isyarat bahwa dia harus segera turun.
Sopir angkot itu menghentikan kendaraannya sedekat mungkin dengan bibir pertigaan,berharapa agar penumpang yang turun dari angkotnya itu,tidak merasa terlalu jauh saat transit dan berjalan ke arah berlainan untuk melanjutkan perjalananya menggunakan angkot yang lainnya.
Akan tetapi dari arah belakang angkot itu,terdengar suara klakson yang berasal dari sebuah kendaraan pribadi yang duduk di belakang stir dengan kemeja rapih dan berkaca mata baca.
Mobil pribadi tersebut hendak berbelok ke arah di mana mobil angkot menurunkan penumpangnya,tak satupun rambu lalu lintas atau larangan berhenti tertera di tempat itu,menandakan bahwa sopir angkot berhak untuk menurunkan penumpangnya di tempat itu.
Pemilik mobil pribadi merasa kesal dengan keberadaan mobil angkot yang menurunkan penumpang di situ,tak ayal lagi,sang peilik mobil pribadi pun mengeluarkan kepalanya dari jendela mobil seraya berteriak-teriak dan memaki sopir angkot layaknya seorang yang merasa telah membeli jalan raya itu,dia merasa mobil angkot telah menghalangi mobil pribadinya untuk berbelok.

                                          

     Di lain waktu,masih di pertigaan yang sama.Ada seorang penumpang angkot yang hendak turun di pertigaan itu,si penumpang ingin transit dan melanjutkan perjalanannya ke lain arah dengan menggunakan angkot yang lainnya.
Kali ini sang sopir merasa tak ingin lagi sakit hati dengan makian pemilik mobil pribadi hanya karena menurunkan penumpangnya di bibir pertigaan.
Lantas sang sopir angkot menghentikan kendaraannya agak menjauh dari bibir pertigaan itu dengan harapan mobil-mobil pribadi yang berbelok ke arah yang sama akan lebih leluasa untuk bermanufer dan memainkan setirnya saat berbelok.
Tapi sayang seribu sayang,sang sopir angkot kembali harus menerima caci maki yang cukup tidak mengenakan untuk di dengar,caci maki tersebut justru datang dari penumpang yang turun dari angkotnya sendiri,penumpang itu merasa kesal karena di anggapnya sang sopir menurunkan terlalu jauh dari bibir pertigaan tersebut,membuat penumpang harus berjalan jauh menuju bibir prtigaan.

     Pembaca blog pujangga liar yang setia,padahal sang sopir angkot menghentikan kendaraannya itu tidak terlalu jauh,hanya sebatas jarak bebas untuk di lintasi mobil yang lainnya saat berbelok,tapi kenyataannya,sang penumpang yang merasa tidak terbiasa berjalan,tetap saja tega memaki sang sopir yang hanya bisa pasrah menerima kenyataan.

baca juga sekedar cerita yang berhubungan dengan artikel ini di sini
atau baca juga kecanggihan mobil angkot di sini

Comments

Popular posts from this blog

Watu gilang-karangnanas-sokaraja

Cara Menjadikan Ponsel Android Sebagai Modem

Inikah dunia ku