Ketika harapan sudah tak lagi menjadi keinginan

     Rasanya tak begitu enak di dengar bila sahabat pujangga liar membaca judul artikel yang saya posting kali ini.
Setiap manusia berhak untuk memiliki keinginan dan menggapai harapannya,terlebih jika jalan hidup kita sudah terbayang dan tercita-citakan semenjak kita masih dalam tahap pencarian jati diri.
Sungguh sulit memang untuk menuliskan apa yang ada di benak saya,tapi inilah kenyataannya,saya harus memaksakan diri untuk sebisa mungkin menggambarkan kehidupan dalam bentuk tulisan,toh...pada kenyataannya,sahabat pujangga liar sendirilah yang bisa menilai atas apa yang saya tuliskan ini.

     Matahari di ujung malam tengah merangkak mendekati pagi,menebar asa untuk semua penghuni bumi,berbagi kecerahan dan keindahan di sepanjang harinya.
Satu dari banyaknya harapan yang di janjikan,membuat seseorang merasa dirinya layak hidup dan menyambung nyawa dengan mengejar apa yang ada dalam harapan itu.
Dengan semangat baru yang terlahir dari pancaran sinar matahari pagi,memancing senyum kecil dan keyakinan akan tergapainya sebuah asa dalam benak diri.
Sesegera mungkin memulai langkah,memijak satu persatu telapak kaki untuk maju bersama matahari yang kian meninggi.

     Semakin menjauh langkah dari peraduannya,namun semakin berlari juga harapan yang hanya baru sekedar harapan,keyakinan dirilah yang mendongkrak kepastian untuk berharap dapat menggengam dan meraih asa itu.
Terik matahari yang sudah tepat di atas kepala,tak membuat langkah kaki terhenti demi satu asa yang di janjikan hari.
Terus melangkah meski sudah terasa lelah.

     Jelang senja meyambut,tak ada lagi warna yang terlihat dari pancaran mata,burung-burung pun enggan bersuara,menghindar gumpalan awan hitam tebal yang melayang beriringan.
Langkah kaki tak terhenti,tapi mulai melemah.
Harapan itu tak juga terlihat dalam mata hati,terbuyar oleh gelegar petir yang terdengar satu persatu,menyambar-nyambar apa yang ada dalam bumi terpijak.

Desah nafas tersengal,menggantikan suara desir angin semilir menjelang malam,tak ada langkah kaki sang penggapai harapan.
Terbaring di sisi tanah kubur,tanpa nafas dan tanpa detak jantung
Keinginan untuk menggapai harapan itu sudah tak ada lagi.




sekedar cerita lainnya ada di sini

Comments

Popular posts from this blog

Watu gilang-karangnanas-sokaraja

Cara Menjadikan Ponsel Android Sebagai Modem

Inikah dunia ku